Jakarta, kota ini pun menjadi rencana-Nya untuk saya.
Sejujurnya, saya hampir ga pernah berencana untuk hidup di kota sebesar Jakarta.
Sendirian pula, walaupun ga pernah terpikir juga buat kembali ke kampung halaman.
Bandung, rasanya terlalu nyaman untuk saya.
2010, memutuskan untuk kuliah di Bogor. Tapi rasanya Bogor juga terlalu nyaman.
Apalagi selama kuliah, saya tinggal bersama Paman dan Bibi.
Jadi, selama ini ga pernah ngerasa mandiri.
2011-2014, fleksibel, tergantung rejeki setelah lulus kuliah dapet kerja dimana
tapi entah kenapa, makin kesini ada harapan dan keinginan hati buat hidup di kota ini
*maybe ada alasan something yang ga jelas hahaha
ga pernah memaksakan diri 'harus' sih
Tapi entahlah, semua keinginan dan harapan seperti doa yang akhirnya dikabulkan Tuhan
Pernah baca sebuah tulisan singkat di nulisbuku.com, seorang penulis berkata
"Kamu harus coba hidup dan tinggal di kota ini. Kamu harus tahu bagaimana orang-orang disini berjuang untuk bertahan hidup. Segala paradoksnya. Segala ceritanya. At least you have to try."
Entahlah. Saya baru dua bulan hidup di kota ini.
Tapi saya memiliki keyakinan bahwa ini adalah bagian dari rencana-Nya.
Saya yakin, disinilah awal saya berjuang hidup, mengejar impian, dan mulai dari sinilah proses pendewasaan dan perbaikan diri saya dimulai *naon sih
Senin, 29 Juni 2015
Senin, 08 Juni 2015
Lauhul Mahfuz is Not a Story Line
Welcome *baru ngeblog lagi ;3
Lauhul Mahfuz bukanlah jalan cerita, tapi rumus-rumus yang ditetapkan Tuhan sebagai hukum alam.
Beuh....judulnya berasa berat yah, hahahaha, da aku mah apa atuh...
cuman mau sedikit share aja guys
Tadi pagi sambil sarapan, terus dengerin ceramah tuh *lagi jadi orang baik hehehe, sebenernya sih tertarik sama bahasannya.
Judulnya tuh "Lauhul Mahfuz : Takdir Bukanlah Jalan Cerita"
Kurang lebih bahasannya gini...
Ada yang bilang kalo takdir itu adalah skenario Tuhan dan ga bisa di ubah lagi, skenario itu ada di dalam kitab yang namanya Lauhul Mahfuz.
Nah loh? Kalo kayak gitu ngapain kita harus usaha? Ngapain Tuhan nyuruh kita buat ngubah takdir kita sendiri? Toh nanti hasilnya sama saja, sesuai sama apa yang ditentuin Tuhan.
Banyak juga yang mikir Lauhul Mahfuz itu seperti novel atau buku cerita, yang segala sesuatunya tertulis disana.
Dan.....kenyataannya bukan gitu guyssssss :(
Nih aku bikinin ilustrasinya:
Lauhul Mahfuz bukanlah jalan cerita, tapi rumus-rumus yang ditetapkan Tuhan sebagai hukum alam.
Sedangkan takdir, takdir itu ada 2 : mubram (absolut) dan mu'allaq (relatif).
Kita analogi yah guys pake persamaan matematika:
- Takdir Mubram : A=2, tidak dapat diubah...meskipun kita berusaha sekeras apapun tetap aja guys nilainya A=2. Takdir ini sebenernya yang lebih mirip dengan alur cerita. Tapi jika Tuhan berkehendak, ya bisa aja Tuhan mengubahnya.
- Takdir Mu'allaq : A=2B+1. Ini sifatnya relatif, Nilai A, dapat diubah dengan kerja keras (B). Makin besar nilai B, ya nilai A nya juga makin besar. Gitu juga sebaliknya.
Nah, ada juga yang lainnya, yaitu peran doa dan kehendah Tuhan. Ini nih yang sering disebut orang dengan faktor X. Maka rumus pun jadi A=2B+1+X
Oya guys....takdir juga adalah Choice of Chance. Pilihan kita itu menentukan takdir kita loh.....
Analoginya gini guys, segala sesuatunya memang sudah ditentuin dari awal, tapi gimana nantinya yahhhh sesuai dengan pilihan kita sendiri. Liat aja ilustrasi tadi tentang saya naik motor atau jalan kaki.
Jadi guys.....kesimpulan dari yang saya denger gini,
Tuhan itu ngasih kebebasan buat kita buat milih, usaha, dan, doa. Tapi semuanya tetap berjalan sesuai dengan ketentuan Allah yang ditulis di Lauhul Mahfuz.
Tapi ketentuan yang dimaksud bukan kisah atau alur cerita, tapi seperti sebuah pemograman yang diciptakan Tuhan. Begituuuuuuuuuu......kalo di excel kayak rumus IF=...
Wallohu alam, saya hanya belajar hihihihihi
Sore......
Langganan:
Postingan (Atom)