Sabtu, 15 Desember 2012

MEDIA SOSIAL : “Ibarat Sebuah Pisau"



         Sejak beberapa tahun terakhir, pengguna internet di Indonesia mengalami ledakan yang cukup dahsyat, bahkan diperkirakan menyentuh angka 40 juta. Sebuah angka yang cukup fantastis meski masih sangat jauh jika kita bandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk negara ini yang mencapai kisaran 200 juta lebih.
Dari sekian pengguna internet, hampir  sebagian besar dari mereka adalah para pengguna media sosial. Ada banyak media sosial yang bisa kita jadikan sebagai pilihan. Meski begitu, tampaknya Facebook ataupun Twitter tetap menjadi yang paling digemari, meski belakangan ini media sosial lain seperti Google Plus mulai ikut bersaing.
Tumbuh-kembangnya “media sosial” seperti Facebook, Twitter, BlackBerry Messenger, dan lain-lain, pada hakekat nya merupakan kebutuhan masyarakat, yang tidak mungkin lagi dapat ditutup-tutupi dan dihalangi perjalanan nya. Keadaan seperti ini, seharusnya tidak mengagetkan. Alasanya, seiring dengan tahap-tahap pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, dimana setelah suatu bangsa mampu melewati "massa konsumsi tinggi", maka perkembangan ekonomi akan memasuki tahap "keping elektronika".
Kenapa media sosial? Mengacu pada statistik pertumbuhan media sosial, kawasan Asia paling cepat di dunia. Secara umum, populasi penggunaan internet di Asia mencapai 58 persen dari penduduk Asia yang mencapai 3.879.000.000. Di Indonesia pun pertumbuhan pengguna internet mencapai angka yang sangat signifikan. Berdasarkan data Comscore, pada Pebruari 2012 penguasaan domain internet di Asia Pasifik mencapai 33 persen. Lebih spesifik lagi, Burson-Masteller Asia Pasific 2011 menyatakan bahwa Indonesia adalah pengguna terbanyak kedua situs jejaring sosial Facebook. Jumlahnya mencapai 40 juta akun. Sementara pengguna Twitter mencapai 20 juta akun atau tertinggi kelima di dunia.
Menyikapi kehadiran media sosial, kita berharap agar Pemerintah tidak cukup puas hanya dengan menerbitkan UU tentang ITE. Namun, sudah seharus nya Pemerintah pun mampu menjadikan eksistensi media sosial ini sebagai "agent off change" sekaligus sebagai "penggerak utama" pembangunan, khusus nya dalam memasyarakatkan ide-ide baru ke masyarakat. Hanya, betapa keliru nya, jika Pemerintah memandang sebelah mata atau malah menjadikannya "musuh" dalam melakoni laju nya pembangunan ini.
Kekuatan media sosial tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai contoh, di Indonesia keberhasilan Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta adalah dari kelihaiannya menggalang masa dan ‘promosi’ melalui media sosial. Di Amerika, keberhasilan seorang Obama menjadi presiden negara adidaya, disebabkan karena kemampuan penggalangan masa secara cepat dan efektif untuk melengserkan sejumlah diktator di Timur Tengah.
Pada dasarnnya teknologi itu sangatlah penting. Jika kita tidak mampu menggunakan teknologi, maka teknologi itulah yang akan meninggalkan kita di belakang. Di era sekarang dan mendatang, teknologi menjadi senjata utama untuk mengubah berbagai hal, termasuk budaya didalamnya. Peran teknologi menciptakan perubahan sangatlah besar. Dan tidak bisa dihalangi apalagi secara konvensional. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya secara tepat.
Media sosial bisa menjadi sebuah kekuatan sosial untuk mengkritisi pemerintahan, misalnya untuk membongkar kasus korupsi dan pelayanan publik yang tidak memadai. Kekuatan media sosial itu adalah pada lingkungan sosialnya. Komunitas menjadi hal yang utama dalam membangun sebuah kekuatan dari media online. Dan jejaring antara media sosial dengan media konvensional adalah jembatan antara sebelum mampu meraih kekuatan di media sosial. Hampir sebagian besar kekuatan media sosial itu dikuatkan oleh media massa konvensional, baik cetak maupun elektronik.
Semakin meningkatnya penggunaan media sosial tersebut, maka akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Perubahan sosial itu merupakan suatu perwujudan dinamika kehidupan sosial. Maka, tentunya untuk mencapai dinamika kehidupan sosial itu, masyarakat selalu mengalami perubahan.
Ditengah-tengah masyarakat, kelompok-kelompok sosial yang ada bukanlah sesuatu yang statis atau tetap, melainkan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan yang diperlukan oleh kelompok tersebut. Pada dasarnya perubahan itu diperlukan karena kelompok sosial tersebut sudah tidak cocok lagi dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat ini. Melalui interaksinya denga manusia lain serta alam sekitarnya, manusia menyadari dan menemukan sesuatu yang lain, yang dilakukan untuk mengubah dan memperbarharui hidupnya.
Salah satu contohnya adalah semakin meningkatnya meda sosial menyebabkan gaya hidup pada masyarakat mengalami pergeseran, diantaranya sebagai berikut :
Ø  Perubahan mencari inforasi
Internet merupakan media yang penuh informasi. Sampai-sampai kita bisa mengatakan bahwa semua yang kita butuhkan bisa kita temukan di dunia maya ini. Termasuk media sosial dengan dukungan untuk melakukan posting atau tweet yang turut memperkaya informasi yang tersebar.
Hal ini didukung dengan semakin banyaknya media-media berita yang memanfaatkan media sosial untuk mensharing informasi yang mereka beritakan. Salah satu kemudahan dalam mencari informasi melalui media sosial ini adalah faktor efektifitas dan efisiensinya karena hanya dengan cara berlangganan atau masuk dalam jaringan pertemanan, perkembangan informasi akan dengan mudah diikuti. Walaupun mbah ‘Google’ tetap akan menjadi salah satu pilihan utama.
Ø  Perubahan gaya komunikasi
Saat ini, komunikasi secar konvensional mulai banyak ditinggalkan, seperti penggunaan telepon. Banyak orang yang lebih sreg dengan memanfaatkan akun media sosial mereka untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka. Media sosial memberi kemudahan dalam mendukung kebutuhan komunikasi ini. Cukup sekali share atau tweet, semua orang yang ada dalam lingkaran pertemanan akan mengetahuinya. Bayangkan jika kita harus menggunakan layanan SMS atau telepon dimana kita harus melakukannya satu per satu.
            Media sosial ibarat sebuah pisau. Media sosial dapat digunakan untuk membunuh ataupun membantu, pilihan penggunaanyya ada pada mereka yang menggunakannya. Sebagaimana pisau itu dibuat untuk membantu pekerjaan manusia dalam hal memotong sesuatu, maka media sosial merupakan alat bantu untuk meningkatkan manfaat dan aktivitas yang dilakukan. Media sosial mampu mempercepat gerak, serta memperluas penjangkauan yang dilakukan. Intinya, sangat tergantung dari penggunanya.
            Pengguna media sosial harus semakin cerdas untuk melihat perkembangan teknologi yang terus berlangsung dengan cepat. Beragam gadget dan aplikasi baru akan terus berdatangan. Hanya membutuhkan sebuah tujuan bersama agar teknologi tersebut tak menjadi sia-sia. Media sosial hanyalah sebuah alat bantu, bukanlah utama. Kekuatan dari media sosial adalah kekuatan kita, sebagai makhluk sosial yang memanfaatkan media sosial.

NB :
Diikutsertakan dalam Lomba Essay Online Natural FMIPA Unila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar