Who is he?
Teman-teman saya yakin kalian pasti tahu siapa dia. Right. Danang Ambar Prabowo. Beliau adalah Mahasiswa Berprestasi 1 Tingkat Nasional tahun 2007. Hem...kalo di ibaratkan artis ya beliau setara artisnya mahasiswa.
Beliau ini adalah salah satu orang yang menginspirasi saya sejak pertama kali saya masuk IPB. Kagum. Ya...kagum. Satu kalimat yang mungkin bisa saya gambarkan untuk beliau.
Hal yang paling saya ingat tentang beliau adalah cerita tentang dua lembar kertas usangnya. Jujur saya mengenal sosoknya dalam acara Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) IPB. Tokoh yang sangat menginspirasi.
Masih teringat ketika beliau bercerita bagaimana beliau menuliskan kalimat-kalimat pada dua lembar kertas buram pada saat beliau masih di Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Saat itu beliau baru menghadiri acara Achievement Motivation Trainer (AMT) dengan pembicara yang sangat luar biasa, Ustadz Aris Ahmad Jaya.
Kata-kata yang membuatnya semangat adalah...
"Banyak orang yang memiliki mimpi, namun mimpinya itu akhirnya tetap menjadi impian dan khayalan belaka. Alasannya adalah karena mereka menuliskan mimpi-mimpi mereka dalam ingatan saja. Padahal ingatan manusia itu terbatas. Akibatnya kebanyakan dari mereka itu lupa dengan mimpinya. Dan ketika ingat kembali, waktu mereka telah habis. Dan hanya penyesalan yang dirasa."
Danang Ambar Prabowo menuliskan mimpi-mimpinya. 100 target. Beliau mengatakan bahwa target-targetnya itu sangat sederhana, tanpa berpikir rumit, beliau benar-benar menuliskan apa yang ada di benaknya. Beliau menempelnya di pintu lemari, sehingga beliau bisa sering melihatnya. Beliau bercerita bahwa ada kepuasan tersendiri ketika melihatnya. Namun tak sedikit pula yang berkomentar setiap kali melihatnya.
"Buat apa Nang kamu nulis repot-repot begitu". "Sombong banget sih lo...." atau bahkan dengan nada meremehkan "Udah Nang, ini mah bukan lagi zamannya untuk bermimpi. Realistis sedikitlah."
Beliau akhirnya melepas dua lembar kertas itu dan memindahkannya di atas tempat tidurnya. Alhasil setiap akan atau bangun pagi beliau dapat melihatnya. Setidaknya komentar-komentar itu tak terdengar lagi. Beliau tak sadar bahwa dua lembar kertas usang itu sudah begitu usangnya. Usang oleh berbagai macam coretan-coretan di atasnya. Dan beliau hanya bisa mengatakan : "Subhanallah....Luar biasa...."
Apa yang telah dituliskannya, yang dahulu begitu banyak orang mencemooh dan meremehkannya, satu persatu tanpa sadar benar-benar terwujud. Dan benar....seberapapun luar biasanya rencana kita...rencana Allah jauh lebih luar biasa. Beliaulah salah satu sosok hebat di IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar